DESA YANG ADA DIKECAMATAN LUBAI
- Get link
- X
- Other Apps
Daftar nama desa kecamatan lubai
> Air Asam
> Aur
> Beringin
> Gunung Raja
> Jiwa Baru
> Kota Baru
> Menanti
> Pagar Gunung
> Suka Merindu
> Tanjung Kemala
Desa-desa di Lubai
Desa desa di Kecamatan Lubai terdiri dari desa depenitif dan desa pemekaran. Adapun desa yang telah lama didirikan sejak zaman Kesultanan palembang Darussalam antara lain : Desa Tanjung Kemala, Gunung Raja, Jiwa Baru, Pagar Gunung, Beringin, Aur, Karang Agung dan Pagar Dewa. Kehidupan sosial mempunyai ciri khas yang telah berlangsung sejak zaman Kesultaan Palembang Darussalam sampai saat ini.
1.Air Asam
Air Asam dalam ”bahasa Lubai : Duson Aiah Masam” adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 1389 jiwa terdiri dari : laki-laki 708 jiwa dan perempuan 681 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
2.Aur
Aur dalam “bahasa Lubai : Duson Auor”. adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 2.688 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.368 jiwa dan perempuan 1.300 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
3.Beringin
Beringin dalam bahasa Lubai adalah Duson Beringen. Desa Beringin adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan ibukota Kecamatan Lubai. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 3.849 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.148 jiwa dan perempuan 1.226 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai, bahasa Palembang.
4.Gunung Raja
Gunung Raja dalam bahasa Lubai ialah Duson Gunong Raje. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduk : 2.089 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.023 jiwa dan perempuan 1.066 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
5.Jiwa Baru
Jiwa Baru adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Desa ini merupakan penggabungan dua desa yaitu Kurungan Jiwa dan Baru Lubai. Desa ini dalam bahasa Lubai adalah Duson Jiwe Baru. Jumlah penduduk : 1.747 jiwa terdiri dari : laki-laki 836 jiwa dan perempuan 911 jiwa, dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
6.Kota Baru
Kota Baru dalam bahasa Lubai ialah Duson Kute Anyar. Desa Kota Baru adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Beringin - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya : 1.914 jiwa terdiri dari : laki-laki 939 jiwa dan perempuan 975 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
7.Menanti
Menanti dalam bahasa Lubai ialah Duson Menunggu. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduk : 1.010 jiwa terdiri dari : laki-laki 524 jiwa dan perempuan 486 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
8.Pagar Gunung
Pagar Gunung dalam bahasa Lubai ialah Duson Pagar Gunong. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya : 1.660 jiwa terdiri dari : laki-laki 800 jiwa dan perempuan 860 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
9.Suka Merindu
Suka Merindu dalam bahasa Lubai ialah Duson Galak Sumangkan. Desa Suka Merindu adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya : 3.269 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.567 jiwa dan perempuan 1.702 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
10.Tanjung Kemala
Tanjung Kemala dalam “bahasa Lubai ialah Duson Tanjung Kemale. Desa Tanjung Kemala adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya : 2.345 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.440 jiwa dan perempuan 1.205 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Masyarakat Lubai sangat taat terhadap ajaran islam. Rajin menjalan perintah Allah seperti salat, berpuasa bulan Ramadhan, membayar zakat pertanian sehabis panen, menunai ibadah Haji,memperingati hari besar keagamaan seperti acara Nuzul Al'quran yang biasanya diadakan di masjid dan pada acara ini biasanya masyarakat membawa makanan sendiri2 dari rumah dan kemudian saat di mesjid makan makanan itu dimakan bersama-sama yang hadir pada acara tersebut.
Masyarakat Lubai pada awal kemerdekaan ada sistem hukum Marga Lubai. Saat itu beberapa hukum adat baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dapat berjalan sebagaimana mestinya. Saat ini hukum adat lebih ditekankan pada kegiatan pernikahan. Setiap orang yang akan melangsungkan pernikahan berkewajiban melaporkan kepada lembaga adat. Berdasarkan laporan tersebut, maka yang melaporkan akan melaksanakan pernikahan akan dicatat dibuku besar Adat.
Masyarakat Lubai menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu sistem kekerabatan pihak ayah. Dalam bahasa Lubai sistem kekerabatan pihak ayah ini disebut Guguk atau Jurai. Guguk Pengiran merupakan kaum bangsawan merupakan kelompok masyarakat kedudukannya tertinggi, guguk penghulu merupakan kaum keturunan tokoh agama islam. Didalam sistem kekerabatan masyarakat Lubai, terdapat juga sistem kekerabatan matrilineal “kekerabatan pihak ibu” hal ini terjadi biasanya apabila didalam keluarga tersebut tidak ada anak lelakinya. Adapun untuk memanggil adik Ayah yang prempuan dipanggil dengan "Ibungan", adik Ibu yang prempuan dipanggil dengan "Bibi", sebutan isteri paman dipanggil Munting. Seorang menantu selain memanggil Ayah dan Ibu (bahase Lubai Bak dan Umak) kepada orang suaminya/isterinya maka terhadap paman/bibi /uak dipanggil dengan sebutan yang sama yaitu Bak atau Umak. Kakek dan nenek di panggil pugok dan ninek.
Masyarakat Lubai menggangap sistem pendidikan ini sangat penting. Pada periode zaman penjajahan Belanda pendidikan formal ini anak masyarakat biasa hanya sampai dengan pendidikan Sekolah Rakyat ”SR” dan anak seorang Depati atau adipati dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Periode awal kemerdekaan sampai dengan tahun 1980an pendidikan formal yang di ikuti oleh putera-puteri Lubai dari jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dari tahun 1990an sampai dengan saat ini, telah banyak putera-puteri Lubai belajar sampai jenjang perguruan tinggi. Untuk pendidikan non formal putera-puteri Lubai mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh tokoh adat, seperti ketrampilan kesenian dan adat istiadat; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh agama untuk ketrampilan membaca Al Qur’an dan pembentukan akhlak karimah; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh masyarakat untuk ketrampilan pertanian Karet yang unggul. Untuk pendidikan in formal masyarakat Lubai melaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang ada saat ini.saat ini sudah banyak didirikan Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan Sekolah Menengah Atas(SMA) di kecamatan lubai dan kecamatan lubai ulu
Bahasa sehari-hari yang dipergunakan masyakat Lubai adalah bahasa Melayu Palembang yaitu bahasa Indonesia dialek akhiran e. Contoh pengucapan kata kemana menjadi kemane, orang jadi jeme,sudah menjadi sude, tua menjadi tue. Namun ada bahasa asli lubai asli yang tidak bisa ditemukan persamaan pada bahasa Melayu umumnya seperti contoh pada kata nyemele(beda sendiri dengan orang lain)suhangan(sendirian) dan masih banyak lagi kata-kata dalam bahasa lubai asli lainnya.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment